Kisah Pilu Jamaah Haji Visa Ziarah, Tak Sesuai Janji, Dikejar-Kejar Polisi Arab, Hingga Sembunyi di WC

BARRU–Kisah jamaah haji yang ditelantarkan travel satu per satu terkuak. Di Barru juga demikian, seorang wanita dengan stelan terusan warna hitam masuk ke ruang SPKT Polres Barru, Rabu, malam (26/06/2024), kemudian menyusul beberapa orang lagi dengan warna baju yang sama. Mereka mengadukan travel  AH.

Handryke Umar, nama jamaah haji berusia 36 tahun asal Mamuju ini, kelihatan sangat kesal, berkali-kali ia cerita ulang kisah sedihnya selama berhaji  melalui travel yang kantornya beralamat di Takkalasi Barru itu.

Selama di Tanah Suci, dirinya tak tenang, ia dikejar-kejar rasa takut dan was-was. Pasalnya visa yang diberikan travel ternyata bukan visa haji (mujamalah) melainkan visa ziarah (multiple). Tak sesuai yang dijanjikan saat pelunasan. Padahal ongkosnya lumayan mahal, Rp 200 juta.

Berhari-hari hidup rasanya dibawa tekanan di Tanah Suci , urai Handryke, dirinya bersama teman-temannya merasa tidak nyaman, karena main kucing-kucingan dengan petugas kerajaan Arab Saudi. Bahkan mereka harus sembunyi setiap saat. “Ibadah kita sangat tidak nyaman,” ungkap ibu rumah tangga asal Mamuju ini.

Setiap saat petugas keamanan Arab Saudi lakukan sweeping di tempat-tempat penginapan jamaah. Kalau petugas datang mereka berlarian sembunyi, ada yang masuk dibawa tempat tidur bahkan ada yang terpaksa sembunyi di WC.

Pihaknya melapor polisi, karena kelihatannya pemilik travel tak punya niat baik. Sangat banyak fasilitas yang tak sesuai perjanjian awal, urainya. Jumlah hari juga tak sesuai kesepakatan, saat wukuf di Arafah rombongannya juga tidak ada tenda yang disiapkan.

Kisah pilu yang sama diungkapkan Syamsinar Arni, dari awal saat tiba di Tanah Suci, ia curiga karena bus yang mengantarnya masuk ke wilayah Mekah sepertinya melewati jalan-jalan tak biasa, jalan sempit,  ibarat lorong tikus dan gelap.

Suatu malam pintu kamarnya tiba-tiba digedor, dibuka paksa, oleh petugas keamanan Kerajaan Arab Saudi, Syamsinar bersama seorang wanita uzur bersamanya di kamar sudah pasrah, ia sudah putus asa. Beruntung petugas tak menjemputnya. Entah mengapa petugas itu hanya menatap lalu pergi.

Hari hari makin rumit di Tanah Suci, karena Id card yang dibagikanpun tak beres,  tidak sesuai pemiliknya. Entah dari mana Id Card yang diberikan karena antara pemegang Id Card dengan foto dan nama yang tertera berbeda. Syamsinar misalnya mendapat Id Card dengan nama Nina Rismawati.

Sementara pemilik travel AH, Heria Marhaban Noor, kepada wartawan, menyayangkan sikap jamaahnya yang melapor dirinya ke Mapolres Barru. Padahal selama berada di Tanah Suci rangkaian ibadah haji berjalan dengan baik.

Mengenai  visa jamaahnya, jelas Heriah, Travel AH kerja sama dengan provider MBA di Jakarta. Travel AH sendiri hanya memiliki izin penyelengaraan umrah. Untuk urusan haji memerlukan izin dari kementrian Agama.

Travelnya kerja sama dengan provider MBA ini. MBA ini yang berhubungan langsung dengan badan penyelenggara haji di Mekah. Penyelenggara ini pula yang mengurus mulai visa, fasilitas hingga keberangkatan ke tanah suci.

Soal fasilitas maktab, ia jelaskan, sebelumnya sudah direncanakan dengan baik, pihaknya sudah membeli paket makhtab furoda yang digunakan di  Arafah, tapi pihak penyelenggara (muassasah) tidak menyiapkan tenda tersebut.